Mikroenkapsulasi Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Penyalut Natrium Alginat Menggunakan Metode Penyemprotan Kering

Adik Ahmadi, Auzal Halim, Kiki Oktarina

Sari


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri jamu. Temulawak memiliki aroma yang khas dan rasa yang agak pahit sehingga dapat ditutupi dengan menyalutnya dalam sediaan mikrokapsul menggunakan penyalut natrium alginat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan natrium alginat sebagai penyalut yang digunakan terhadap karakteristik fisiko kimia yang meliputi distribusi ukuran partikel, morfologi permukaan partikel, kristalinitas dan analisis termal pada sediaan mikrokapsul ekstrak etanol rimpang temulawak. Mikrokapsul ekstrak etanol rimpang temulawak dibuat dengan perbandingan 1:1, 1:2, 2:1. Analisa distribusi ukuran partikel dengan mikroskop optilab telah memasuki rentang 1-5000 µm, morfologi permukaan zat menghasilkan bentuk yang sferis dan permukaan yang halus, kristalinitas menghasilakan intensitas yang menurun karena ekstrak etanol rimpang temulawak telah tersaluti dalam sediaan mikrokapsul dan analisis termal tidak menghasilkan puncak endotermik tajam karena ekstrak etanol rimpang temulawak telah tersaluti oleh natrium alginat.

Kata Kunci


Mikroenkapsulasi; Temulawak; Natrium Alginat; Spray Drying

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. (Edisi IV). Penerjemah: F. Ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2004). Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. (Volume 1). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Bahera, B. C., Sahoo, S. K., Dhal, S., Barik, B. B., & Gupta, B. (2008). Characterization of Glipizide-loaded Polymethacrylate Microspheres Prepared By Emulsion Solvent Evaporation Method. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 7(1), 879-885.

Biswal, I., Dinda, A., Das, D., Si, S., & Chawdary, K. A. (2011). Encapsulation Protocol For Hydrophilic Drug Using Non Biodegradable Polymer. International Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Science, 3(2), 256-259.

Benita, S. (2006). Microencapsulation: Methods and Industrial Application. (Edisi 2). Boca Raton: CRC Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1985). Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia. (Edisi 1V). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. (Edisi 1). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Pertanian. (2006). Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jakarta : Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian.

Dermawaty, D. E. (2015). Potensial Extract Curcuma (Curuma xanthorriza, Roxb) Antibacterial. Artikel Review, 4(1), 5-11.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. (1994). Budidaya Tanaman Obat-obatan. (Seri A). Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Ginting, A., Sutri, I., & Jan, S. (2005). Penentuan Parameter Uji dan Ketidakpastian Pengukuran Kapasitas Panas Pada Differential Scanning Calorimeter. J. Tek. Bhn. Nukl, 1(1), 1–57.

Halim, A. (2012). Farmasi Fisika Pulva Enggineering. Padang: Andalas University Press.

Halim, A. (2009). Polymer Alam Sebagai Bahan Pembantu Sediaan Obat. Pidato Pengukuhan. Padang: 5 November 2009.

Hanani, E. (2017). Analisis Fitokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jayanudin, Rochmadi, & Renaldi, M.K. (2017). Pengaruh Bahan Penyalut Terhadap Oleoresin Jahe Merah. Jurnal Penelitian Kimia, 13(2), 275-287.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia. (Edisi V). Jakarta: Penerbit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri I (Edisi III). Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Mushollaeni, W., & Rusdiana, E. (2011). Karakterisasi Natrium Alginat dari Sargassum sp., Turbinaia sp dan Padina sp. Jurnal Teknolagi dan Industri Pangan, 22(1), 26-32.

Nugraheni, A., Yunarto, N., dan Sulistyanigrum, N. (2015). Optimasi ormula Mikroenkapsulasi Ekstrak Rimpang Temulawak (Curuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Penyalut Berbasis Air. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 5(2), 98-105.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Rowe, C. R., Sheskey, J. P., & Quin, E. M. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient,(6th ed). London: The Pharmaceutical Press.

Satya, D. S. B. (2013). Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Shargel, L., Wu-Pong, S., & Yu, A. B. C. (2012). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. (Edisi Kelima). Penerjemah: Fasich & Budi Surapti. Surabaya: Airlangga University Press.

Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. (Edisi 5). Penerjemah: Soendani Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v11i2.223

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##