Evaluasi Sistem Pengadaan Terkait Ketersediaan Obat Di Puskesmas Wilayah Kota Bengkulu

Zamharira Muslim, Heru Laksono

Sari


Puskesmas yang menjadi salah satu  tempat pelayanan kesehatan pertama. Untuk menjamin pelanyanan kesehatan yang baik di Puskesmas maka ketersediaan logistik kesehatan salah satunya obat harus dapat dijamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menganalisa permasalahan terkait kondisi ketersediaan logistik obat di Puskesmas pada wilayah Kota Bengkulu.  Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan survei sebagai cara untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan adalah voice recorder dan dokumen laporan ketersediaan obat di puskesmas. Informan penelitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Plh Kepala UPTD Farmasi Dinkes Kota Bengkulu, Apoteker/Staf penanggung jawab farmasi di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan obat di Puskesmas wilayah Kota Bengkulu belum sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Rata-rata persentase ketersediaan  obat di Puskesmas mencapai 97% dan telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 95%, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan obat tidak mencukupi. Pengadaan obat belum sesuai dengan LPLPO yang dibutuhkan oleh puskesmas. Disarankan Kementerian Kesehatan terkhususnya Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan evaluasi kembali dalam penggunaan Formulir Ketersediaan Obat di Puskesmas sebagai instrumen dalam penetapan sasaran kinerja.


Kata Kunci


Pengadaan; Ketersediaan; Obat; Puskesmas

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aisah, N. et al. (2020). Evaluasi Pengelolaan Obat pada Tahap Perencanaan dan Pengadaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Evaluation of Medicine Management in Planning and Procurement Stage in the Health Office of Pati District. 16(1), pp. 34–42. doi: 10.22146/farmaseutik.v16i1.47972.

Athijah, U. et al. (2010). Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas Surabaya Timur Dan Selatan. Jurnal Farmasi Indonesia, pp. 15–23. doi: 10.35617/jfi.v5i1.33.

Caulder, C. R. et al. (2015). Impact of drug shortages on health system pharmacies in the Southeastern United States. Hospital pharmacy. SAGE Publications Sage CA: Los Angeles, CA, 50(4), pp. 279–286.

Chaira, S., Zaini, E. and Augia, T. (2016). Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(1), p. 35. doi: 10.29208/jsfk.2016.3.1.97.

Creese, A., Gasman, N. and Mariko, M. (2004). The World Medicines Situation.

Indriawan, I., Wahyudi, W. T. and Rahayuningsih, A. (2014). Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Holistik Jurnal Kesehatan, 8(1), pp. 1–6. doi: 10.33024/HJK.V8I1.87.

Kanyoma, K. E. and Khomba, J. K. (2013). The Impact of Procurement Operations on Healthcare Delivery: A Case Study of Malawiâ€TM s Public Healthcare Delivery System. Global Journal of Management And Business Research.

Kementerian Kesehatan RI (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.

Kementerian Kesehatan RI (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E-catalogue).

Kementerian Kesehatan RI (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI (2017) Petunjuk Teknis: Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Keseatan, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Kementerian Kesehatan RI (2018). Pedoman Kerja Puskesmas. Jakarta.

Nibong, C. R. et al. (2017). Analisis Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas Sario Kota Manado. Kesmas, 6(3), pp. 1–12.

Nurniati, L., Lestari, H. and Lisnawaty (2016). Studi Tentang Pengelolaan Obat Di Puskesmas Buranga Kabupaten Wakatobi Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3), pp. 1–9.

Pratiwi, F. and Dwiprahasto, I. (2011). Evaluasi perencanaan dan pengadaan obat di instalasi farmasi dinas kesehatan kota Semarang. [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada.

Ranie, Z. . (2014). Penentuan Sistem Persediaan Obat Pada Apotik Pahlawan Binjai. Jurnal Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI), Vol III(2).

Rismalawati, Lestari, H. and Ahmad, L. O. A. I. (2016). Studi Manajemen Pengelolaan Obat Di Puskesmas Lawa Kabupaten Muna Barat Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3), pp. 10–17. doi: 10.1145/3132847.3132886.

Rosmania, F. A. and Supriyanto, S. (2015). Analisis Pengelolaan Obat Sebagai Dasar Pengendalian Safety Stock Pada Stagnant Dan Stockout Obat. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 3(2), pp. 54–67.

Seto, S., Nita, Y. and Triana, L. (2012). Manajemen Farmasi Lingkup: Apotek, Farmasi, Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Instalasi Farmasi. Edisi Tiga. Surabaya: Airlangga University Press.

The Organisation for Economic Co-operation and Development. (2005). Drug spending in OECD countries up by nearly a third since 1998, according to new OECD data.

Wina, W. (2018). Analisis Ketersediaan Obat di Puskesmas Batunadua Kota Padang sidimpuan Tahun 2017. Universitas Sumatera Utara.

World Health Organization (WHO). (2004). Equitable access to essential medicines: a framework for collective action. Geneva, Switzerland.




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v13i1.325

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##