Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan Pasien Terhadap Pembelian Obat Keras tanpa Resep

Irawansyah Irawansyah, Musparlin Halid, Alfisahrin Alfisahrin, Ikhwan Ikhwan

Sari


Penyerahan obat keras diapotek seharusnya hanya dapat dilakukan dengan resep dokter dan diserahkan hanya oleh apoteker. Penelitian ini ingin melihat kepatuhan apotek terhadap regulasi obat keras untuk penyakit kronis tanpa resep dokter. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan dan pengetahuan pasien terhadap pembelian obat keras tanpa resep di apotek. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional adalah bentuk penelitian yang dalam waktu pendek dapat mengumpulkan bahan yang banyak untuk memperoleh hasil jumlah tertentu. Data yang digunakan berupa data primer dengan cara wawancara menggunakan kuisioner kepada pasien yang sesuai dengan kriterial inklusi yaitu responden berusia18-55 tahun. Penelitian ini dilakukan di Apotek Pagesangan yang ada di Mataram pada Agustus 2021. Berdasarkan hasil responden yang membeli obat keras tanpa resep di apotek sebanyak 600 orang/bulan (77%), sedangakan yang membeli obat dengan resep dokter di apotek sebantak 100 orang/bulan (23%), untuk jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotic sebanyak 5 (50%) responden. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal 58 (38,7%), penggunaan obat terbanyak yaitu saran dari orang lain 30 (30%) responden, untuk rata-rata responden melakuka pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali yang paling banyak sebanyak 70 (70%). Terdapat masih banyak pasien yang membeli obat tanpa resep dokter. Jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotik. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal, penggunaan obat, dan untuk rata-rata responden melakukan pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali.


Kata Kunci


Pendapatan, Pengetahuan, Obat, Resep Dokter

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Antari, N. P. U., & Putra, A. S. (2016). ( Knowledge Level on Medicine Handling in Self Medication and Its Effect. L Ilmiah Medicamento, 2(2), 53–57.

Artha Yuliana Sianipar, M., Masyithah Thaib, C., Farmasi, D., & Farmasi dan Ilmu Kesehatan, F. (2020). Penyuluhan Efek Samping Obat Tanpa Resep Dokter Yang Dapat. Jurnal Abdimas Mutiara, 1(2), 86–89.

Asnasari, L. (2017). Hubungan Pengetahuan Tentang Swamedikasi Dengan Pola Penggunaan Obat Pada Masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Skripsi FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA, 1–54. https://repository.usd.ac.id/16343/2/148114031_full.pdf

Candradewi, S. F., & Kristina, S. A. (2017). Gambaran pelaksanaan swamedikasi dan pendapat konsumen apotek mengenai konseling obat tanpa resep di wilayah Bantul. Pharmaciana, 7(1), 41. https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v7i1.5193

Dewi, N., & Juliadi, D. (2021). Faktor Penyebab Perilaku Penjualan dan Pembelian Antibiotik Tanpa Resep Dokter. Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, 4(2), 19–25. https://doi.org/10.52216/jfsi.vol4no2p19-25

Fauzia, R. R. (2019). Budaya Hukum Apoteker dalam Pemberian Informasi, Edukasi dan Penyerahan Obat Keras (Daftar G). Sintax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(10), 125–138.

Hidayati, A., Dania, H., & Puspitasari, M. D. (2018). Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Bebas Dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Pada Masyarakat Rw 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), 139. https://doi.org/10.51352/jim.v3i2.120

Ismaya, N. A., Romlah, S. N., Fatulloh, R. S., Ratnaningtyas, T. O., & Hasanah, N. (2020). Interpretasi Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Obat Tanpa Resep Terhadap Kepuasan Konsumen. Edu Masda Journal, 4(2), 95. https://doi.org/10.52118/edumasda.v4i2.101

Parumpu, F. A., & Kusumawati, A. (2018). Faktor – Faktor Keputusan Pembelian Obat Anti Hipertensi Pada Pelayanan Non Resep Di Apotek Wilayah Kecamatan Palu Selatan. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion, 1(3), 88–92. https://doi.org/10.31934/mppki.v1i3.310

Paskalia D, Djawaria A, Setiabudi I, Prayitno A, S. E. (2016). Faktor penyebab perilaku penjualan dan pembelian antibiotik tanpa resep dokter di apotek Kota Surabaya. Calyptra, 2(2), 1–12.

Prihartini, N., Yuniar, Y., Susyanty, A. L., & Raharni, R. (2020). Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan Puskesmas di 11 Provinsi di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 10(1), 42–49. https://doi.org/10.22435/jki.v10i1.1697

Robiyanto, R., Aspian, K., & Nurmainah, N. (2019). Keberadaan Tenaga Apoteker dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kota Pontianak. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 6(2), 121. https://doi.org/10.25077/jsfk.6.2.121-128.2019

Rokhman, M. R., Widiastuti, M., Satibi, S., Fatmawati, R. F., Munawaroh, N., & Pramesti, Y. A. (2017). Penyerahan obat keras tanpa resep di Apotek. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 7(3), 115–124.

Salamah, E. N., & Ulinnnuha, N. (2017). Analisis Pola Pembelian Obat dan Alat Kesehatan di Klinik Ibu dan Anak Graha Amani dengan Menggunakan Algoritma Apriori. Inform : Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 2(1), 1–6. https://doi.org/10.25139/inform.v2i1.401




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v14i2.471

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Slot gacor maxwin