Penggunaan Metode Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT)-Densitometri Dalam Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Kacang Kedelai (Glycine max)

Sestry Misfadhila, Ijazati Alfitroh, Sanezea Effendy, Endang Agustina

Sari


Kedelai (Glycine max) diketahui mengandung berbagai nutrisi salah satunya vitamin B1 atau tiamin. Tiamin merupakan vitamin yang dibutuhkan untuk menimbulkan nafsu makan, membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan dalam sistem saraf. Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar vitamin B1 pada kacang kedelai dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (KLTKT)-Densitometri. Sampel diekstraksi dengan menggunakan air suling 20 mL dan metanol 30 mL. Analisis dengan KLT menggunakan metanol: air: asam asetat: amoniak (5: 4,5: 0,5: 0,75) sebagai fase gerak dan silika gel 60 F254 sebagai fase diam. Hasil KLTKT menunjukkan bahwa sampel memiliki nilai Rf yang sama dengan pembanding (Rf = 0,5). Linearitas vitamin B1 diperoleh pada rentang konsentrasi 100-500 µg/mL dengan nilai koefisien korelasi 0,998 dan persamaan regresi y = 238,4 + 5,575x. Nilai simpangan baku 37,1724 µg/mL, batas deteksi 20,0031 µg/mL dan batas kuantitasi 66,677 µg/mL. Analisis kuantitatif menggunakan densitometri diperoleh kadar vitamin B1 sebesar 0,0599 ± 0,002363 %.


Kata Kunci


Kacang Kedelai, Vitamin B1, Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Andrawulan. N. & Koswara. S. (1992). Kimia Vitamin. (Edisi 1). Bogor: Penerbit Universitas Pangan Dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Brumm, T.J., Louis, M.O., & Hurburgh, C. R. Jr. (2002). Quality of the 2002 soybean crop from the United States. Journal American Soybean Association

Carrao-Panizzi, M. C., Fvoni, S. P. G., & Kikuchi, A. (2002). Extraction time for isoflavone determination. Journal Brazilian Archives of Biology and Technology, 45, 4, 515-8.

Hardman, J. G. & Limbird. L, E. (2012). Dasar Farmakologi dan Terapi. Penerjemah tim ahli bahasa sekolah farmasi ITB. Bandung: Penerbit buku kedokteran (EGC).

Harmita. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi (Edisi I). Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.

Pitojo, S.(2003). Benih kedelai. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Suhardi., Sudjoko, S. A., Minarningsih., Sabarnurdin, S., D, D. H., & Widodo, A. (2002). Hutan dan Kebun sebagai Sumber Pangan Nasional. Yogyakarta : Kanisius.

Wang, H. & Murphy, P (1994) Isoflavon Composition of America and Japanese soybean in Lowa: Effect of Variety Crop Year and Location. J of Agri and Food Chem, 42, 674-1677.

Watson, D. G. (1999). Analisis Farmasi Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi (Edisi 2). Penerjemah: W. R. Syarief. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Zebua, S. (2016). Evaluasi penggunaan plat kromatografi lapis tipis silica gel GF 60 dan plat kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi silica gel 60 F245 pada penentuan kadar vitamin B1 pada beras putih. (Skripsi). Padang: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang.




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v14i2.501

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Slot gacor maxwin