Pengaruh Dimetil Sulfoksida Terhadap Penetrasi Ketokonazol Melalui Membran Sel Difusi Franz

Auzal Halim, Maizel Fitri, Maria Dona Octavia

Sari


Evaluation about the effect of dimethyl sulfoxide in ketoconazole gel formulation and its penetration using Franz diffusion cell membrane has been done. This gel formulation was using base are dimethyl sulfoxide and tragacant. The vertical type cell of Franz diffusion cell, was used for the penetration test and its quantity determination was done by using spectrophotometry method. The ketoconazole penetration quantity and its capacity of penetrating from dimethyl sulfoxide and tragacanth base are F1: 8.34µg/mL and 21.275%, F2: 10.36µg/mL and 13.705%  F3: 6.56 µg/mL and 16.318% then F4: 10.36µg/mL and 26.030%.


Kata Kunci


Ketoconazole, dimethyl sulfoxide, gel.

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anief, M. (1997). Formulasi obat topikal dengan dasar penyakit kulit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ansel, H.C. (1989). Pengantar bentuk sediaan farmasi. (Edisi IV). Penerjemah : F. Ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Barry, B.W. (2001). Novel Mechanisme and devices to enable successful transdermal delivery. J. Of Pharmaceutical Sciences. 22, (3); 158-168.

Erizal, T., dan Dewi S.P. (2001). Sintesis hidrogel polilamida (PAAM)- Ko- Alginat dengan iritasi sinar gamma dan karakterisasinya. Ind. J. Of Materialis Science. 58. (1); 14-18.

Carter, J.S. (1975). Dispensing for pharmaceutical student. ( 12nd Ed). London : Pitman Medical.

Dachriyanus. (2004). Analisis struktur senyawa kimia organik secara spektroskopi. Padang: Andalas University Press.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia. (2007). Farmakologi dan terapi (Edisi 5). Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia. (Edisi III). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia. ( Edisi IV). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1985). Formularium kosmetika Indonesia. (Cetakan I). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djuanda, A. (1999). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. (Edisi Ketiga). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ganiswara, S.G. (1995). Farmakologi dan terapi. (Edisi IV). Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kligman, A.M., Pagnoni, A and Stoudemager, T. (1999). Topikal retional improves cellulite. J. Of Dermatological Treatment. 10, (5); 119-125.

Kubata, S., Tamure, Y., Morioka, K., and Itoh. Y. (2003). Variabel pressure-scanningnelectron microscopic observation of walleye Pollack surini gel. J. Of Food Scieince. 68, (1) ; 307-311.

Lachman, L.H.A, Lieberman dan J.L. Kanig. (1989). Teori dan praktek farmasi industri jilid 1. (Edisi III). Penerjemah: S.Suyatmi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Lubis, D. H. (2008). Uji penetrasi krim griseofulvin secara invitro. (Skripsi). Padang: Universitas Andalas.

Martin, A.N., J. swarbick and A. Cammarata. (1990). Farmasi fisik. (Edisi III). Penerjemah: Yoshita. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Martindale, (2007). The complete drug reference. Edition 35. London: Pharmaceutical Press.

Pertiwi, S.A. (2008). Penggunaan virgin coconut oil (VCO) dalam formulasi krim asam salisilat dan pengaruh basis krim terhadap liberasinya. (Skripsi). Padang: Universitas Andalas.

Patil, S. (2010). Synthesis of ketokonazole imperty by novel method. J. Of Chemical and Pharma Ceutical Research. 2, (3); 117 -119.

Rawlings, A.V. (2006). Cellulite and its treatment. Int. J. Of Cosmetic Science. 7, (2); 28- 34.

Shargel, L. dan Andrew, B. (1988). Biofarmasetika dan farmakokinetika terapan. Penerjemah: Fasich. Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Sishu, N.A. (2006). Penetration of Hydrogel of Griseofulvin for Dermal Application. Int. J.Of Pharmaceutical. 32, (6); 20-24.

Shekar B. C., Kiran R, S., Babu B, N. (2010). Preparation and evaluation of gastro retentive floating tablets of ketokonazole. Int. J. Of Ppharma. Research and Development. 2, (9); 26-28.

Tjay, T.H dan Rahardja, K. (2002). Obat – obat penting, khasiat dan penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta : PT.Media komputindo.

Voight, R. (1994). Buku pelajaran teknologi farmasi. (Edisi ke-5). Penerjemah : S. Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wade, A and Paul, J.W. (1994). Handbook of pharmaceutical excipientas. (2nd Ed). London: The Pharmaceutical Press.

Wattimena, J.R dan Soebito, S. (1990). Senyawa obat, buku pelajaran kimia farmasi. (Edisi Kedua). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v5i1.73

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##